Ilustrasi Galaksi Bima Sakti |
JCS - Tim astrofisikawan memperkirakan bakal terjadi tabrakan Bima Sakti dan Galaksi Large Magellanic Cloud (LMC) sekitar 2 miliar tahun lagi. Akibat kejadian itu, bumi bisa terlempar keluar bersama seluruh tata suryanya dari bima sakti.
"Hanya ada kemungkinan kecil kita bisa selamat dari tabrakan dua galaksi yang melemparkan kita keluar dari Bima Sakti menuju ruang antarbintang," ujar Marius Cautun dalam siaran pers yang dikutip oleh CNET, Selasa (8/1/2019).
Salah satu peneliti dan penulis studi dipublikasikan
Temuan Cautun dan kolega ini mengejutkan banyak pihak. Pasalnya, LMC yang cukup dekat untuk bisa diamati dengan mata telanjang kini sedang menjauh dari bumi. Namun, hasil observasi terbaru menunjukkan bahwa galaksi yang lebih kecil dari Bima Sakti.
Bima Sakti tersebut memiliki massa yang lebih besar dari perkiraan sebelumnya. Data baru ini, Cautun dan kolega kemudian membuat simulasi komputer yang dapat memperkirakan pergerakan LMC.
Hasilnya, lebih dari 93 persen skenario yang diprediksikan berakhir dengan LMC berputar balik dan menabrak Bima Sakti dalam waktu 1-4 miliar tahun.
Tabrakan ini memang akan terkesan sangat lambat karena berlangsung selama miliaran tahun dengan bintang-bintang LMC mendorong bintang-bintang bima sakti keluar dari orbitnya.
Akan tetapi, perkiraan 2 miliar tahun sebetulnya lebih cepat dari perkiraan sebelumnya yang menyatakan bahwa Bima Sakti akan bertabrakan dengan galaksi terdekatnya, yaitu Andromeda, dalam 8 miliar tahun.
Dalam tabrakan tersebut, matahari mungkin akan menjadi salah satu bintang yang terlepas dari orbitnya. Lalu, ketika tabrakan Bima Sakti dan LMC terjadi, ujar penulis studi lainnya Carlos Frenk, akan bangkit juga lubang hitam Bima Sakti yang selama ini diam.
Lubang hitam tersebut kemudian akan segera memakan gas-gas di sekitarnya dan bertumbuh besar, sembari melepaskan radiasi yang sangat terang di luar angkasa. "Anda mungkin sekarang sedang bertanya-tanya, bagaimana nasib manusia dan makhluk hidup lainnya di bumi?," ujarnya.
Cautun menjelaskan kepada The Atlantic, bahwa sekecil apa pun perubahan hubungan antara bumi dan matahari bisa membuat manusia keluar dari wilayah yang memungkinan untuk adanya air dan makhluk hidup.
"Kalaupun keturunan kita berhasil selamat, butuh waktu yang sangat-sangat lama hingga mereka menyadari bahwa posisi bumi telah berubah karena tabrakan ini juga memakan waktu yang luar biasa lama."
Pada saat itu terjadi, langit bumi akan jauh berbeda dari sekarang. "Keturunan kita akan melihat langit malam yang sangat berbeda, jauh lebih gelap dari sekarang, dengan secercah cahaya yang berkorespondensi dengan galaksi bima sakti," ujar Cautun.
"Selain itu, keturunan kita juga akan menjadi lebih sulit untuk pergi ke bintang lain bila mereka belum berhasil melakukannya hingga waktu tabrakan tiba." teranaya. (tas/net)