Robert. (Dok) |
"Saya dapat surat dari PSSI. Mereka meminta saya untuk datang ke sana (kantor PSSI). Untuk memberikan pernyataan terkait match fixing ini. Saya sudah tidak tahu siapa yang saya percayai kalau misalnya saya pergi ke sana," beber Robert Alberts di Makassar, Kamis (13/12/2018).
Upaya Robert Alberts untuk membongkar praktik pengaturan di sepak bola Indonesia khsusnya Liga 1 dimulai dari sejumlah dugaan. Kecurigaan itu semakin menguat setelah Robert Alberts melakukan riset dan observasi terkait bagaimana sistem tersebut bekerja.
Robert Alberts menuturkan, awalnya menginstruksikan jajarannya melalui sekretaris tim Andi Widya Syadzwina. Wina sapaan akrabnya, diberikan tugas untuk melakukan pengecekan terhadap seorang oknum wasit yang namanya kerap terdaftar dalam jajaran perangkat wasit ketika Persija Jakarta bermain.
"Kenapa satu orang wasit mengikuti Persija di beberapa pertandingan terakhir mereka. Tidak ada transparansi dalam sistem. Kami tidak bisa mendapatkan jawaban yang pasti," terang Robert Alberts.
Untuk menguatkan rasa penasarannya setelah tak mendapatkan kepastian, Robert Alberts mengaku langsung mempertanyakan kondisi tersebut kepada AFC. Khususnya aturan terkait legitimasi diizinkan atau tidaknya seorang wasit sebagai jajaran pengadil untuk satu tim dalam beberapa pertandingan terakhir.
"Apakah normal, satu wasit mengikuti satu tim di beberapa pertandingan terakhir yang mereka jalani. Dan jawaban dari mereka (AFC) adalah hal itu tidak normal. Ini bukan sesuatu yang normal yang dijalankan dalam liga manapun di dunia ini," terang Robert Alberts.
Sesuai dengan aturan, wasit menurut Robert Alberts, tidak seharusnya memimpin pertandingan tim yang sama dalam dua bahkan hingga tiga pekan berturut-turut. Namun sistem di liga Indonesia menurutnya justru terkesan mengindahkan aturan tersebut.
Kondisi seperti itulah yang menurutnya merupakan bagian dari bagaimana sistem pengaturan skor bekerja dalam sebuah kompetisi. Robert Alberts membeberkan fakta ketika timnya bermain di kandang sendiri menjamu Persija Jakarta. Wasit tersebut bertindak sebagai pengadil utama dalam pertandingan.
Pada pekan selanjutnya, ketika Persija bermain di kandang Bali United, wasit tersebut kembali terlibat. Tidak sebagai wasit utama, melainkan wasit cadangan.
Terakhir, ketika Persija melakoni partai pamungkas menghadapi Mitra Kukar, wasit tersebut kembali bertindak sebagai pengadil utama jalannya pertandingan. Pelatih berkebangsaan Belanda itu menegaskan bahwa fakta yang akan dia ungkap sama sekali tak bermaksud untuk mencederai tim manapun.
"Ini bukan bermaksud untuk membuat tim-tim manapun salah paham. Ini murni karena sistem yang tidak bekerja dengan baik. Karena sistem yang tidak normal. Setiap orang dimanapun pasti akan bertanya-tanya kalau misalnya ada wasit yang mengikuti satu tim, kapan pun tim itu bertanding," ungkapnya.
Di sisi lain, Robert Alberts kembali mengucapkan selamat kepada Persija yang berhasil meraih gelar juara Liga 1 2018. Termasuk mengungkapkan apresiasinya kepada jajaran pemain, pelatih hingga seluruh staf yang terlibat di dalammnya. (sa/rus)