Seruan Shalat |
Pembaca JCS, tulisan yang lalu membahas keutamaan shalat. Barangsiapa yang menghendaki salat, harus memelihara dua belas pekerti dalam salat, agar salat kita menjadi sempurna. Enam buah pekerti di antaranya dilakukan sebelum salat dan yang enam pekerti lagi dilakukan di dalam salat.
Pertama, ilmu tentang salat, sebab Nabi Muhammad SAW telah bersabda, "Sedikit perbuatan disertai ilmu adalah lebih baik daripada banyak perbuatan yang dilakukan tanpa ilmu."
Kedua, wudhu, karena sabda Nabi Muhammad SAW yang mengatakan, "Tidak sah salat tanpa wudhu."
Ketiga, pakaian, karena firman Allah SWT khudzu ziinatakum 'inda kulli masjidi; pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid." (QS. Al-A'raf, 7:31). Yakni kenakalah pakaianmu yang baik saat hendak mengerjakan salatmu.
Keempat, memelihara waktu salat, karena firman Allah SWT telah berfirman yang artinya: "Sesungguhnya salat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang briman. (QS. An-Nisa', 4: 103).
Kelima, menghadap ke arah kiblat, karena firman Allah SWT: "Maka palingkanlah wajahmu ke arah Masjidul Haram. Dan di mana saja kamu berada, maka palingkanlah wajahmu ke arahnya. (QS. Al-Baqarah, 2: 150).
Keenam, niat, karena sabda Nabi Muhammad SAW: "Sesungguhnya semua amal perbuatan itu dinilai hanya berdasarkan niatnya masing-masing, dan sesungguhnya bagi setiap orang hanya mendapatkan apa yang diniatkannya."
Ketujuh, takbir, karena sabda Nabi Muhammad SAW: "Keharamannya dimulai dengan takbir dan kehalalannya disudahi dengan salam."
Kedelapan, berdiri, karena firman Allah SWT: "Wa quumuu lillahi qanitiina: Berdirilah untuk Allah (dalam salatmu) dengan khusu' (QS. Al-Baqarah, 2:238)
Kesembilan, membaca surat Al-Fatihah, karena firman Allah SWT yang artinya; "Maka bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al-Qur'an." (QS. Al-Muzzammil, 73:20).
Kesepuluh, ruku', karena firman Allah SWT: Dan ruku'lah kamu." (QS. Al-Baqarah, 2:43)
Kesebelas, sujud, karena firman Allah SWT: "Dan sujudlah kamu." (QS. Al-Hajj, 22:77).
Keduabelas, duduk, karena sabda Nabi Muhamnmad SAW "Apabila seseorang mengangkat kepala dari sujud terakhirnya lalu duduk selama menunaikan bacaan tasyahhudnya, maka telah sempurnalah salatnya."
Keduabelas pekerti di atas telah dikerjakan, maka diperlukan kuncinya yaitu keikhlasan hati pelakunya, agar semuanya menjadi sempurna. Karena Allah SWT telah berfirman: fad 'ullaaha mukhlishiina lahuddiina... Maka sembahlah Allah dengan mengikhlaskan ketaatanmu kepada-Nya." (QS. Al-Mu'min, 40: 14)
Kemudian ilmu tentang salat dipandang tiga segi:
Pertama, mengetahui hal yang difardukan dan hal yang disunnahkan dalam salat.
Kedua, mengetahui hal-hal yang difardhukan dan hal-hal yang disunnahkan dalam wudhu, karena sesungguhnya hal itu termasuk kesempurnaan dalam salat.
Ketiga, mengetahui tipu daya setan, lalu dia melakukan tindakan untuk memeranginya dengan segenap kemampuan yang dimiliki.
Tentang wudhu, kesempurnaannya terletak pada tiga perkara:
Pertama, bersihkan hatimu dari dendam, dengki, dan menipu.
Kedua, bersihkan tubuhmu dari segala dosa
Ketiga, membasuh semua anggota wudhu dengan merata namun tidak berlebihan dalam menggunakan air.
Adapun mengenai niat, maka untuk kesempurnaannya berada pada tiga perkara:
Pertama, kamu mengetahui salat apakah yang akan kamu kerjakan.
Kedua, kamu harus menyadari bahwa sesungguhnya kamu sedang berdiri di hadapan Allah SWT yang melihatmu sehingga kamu melakukannya dengan rasa takut.
Ketiga, kamu menyadari bahwa sesungguhnya Allah SWT mengetahui apa yang ada dalam hatimu, sehingga mendorongmu untuk mengosongkan hati dari memikirkan perkara duniawi.
Begitu juga masalah pakaian, kesempurnaan berdiri, bersujud dan duduk ada tata caranya yang diajarkan nabi kita Muhammad SAW.
Terakhir, mengenai kesempurnaan ikhlas yaitu:
Pertama, kamu harus mengharap dari salatmu ridha Allah SWT dan tidak mengharap ridha manusia.
Kedua berpandangan bahwa taufik mengerjakan ibadah karena ada pertolongan dari Allah SWT.
Ketiga, harus memelihara salat itu sehingga kamu dapat membawanya sampai hari kiamat nanti, karena sesungguhnya Allah SWT telah berfirman, "Barangsiapa yang membawa kebaikan." QS. Al-An'am, 6: 160), dalam ayat ini tidak disebutkan bahwa barangsiapa yang melakukan kebaikan, melainkan membawa kebaikan. Wallahu a'lam bish-shawwab. Semoga pembaca JCS mendapat ridha Allah SWT. Subhanakal lahumma wa bihamdika...*