Ilustrasi |
Suatu ketika Rasulullah SAW bermimpi mendengar suara terompet merdu dari surga yang dimainkan Bilal bin Rabah. Maka datang wahyu yang memerintahkan kumandang azan sebagai panggilan waktu shalat, Rasulullah SAW langsung menunjuk Bilal, orang afrika, untuk menjadi muazin tetap. Padahal pengucapan lafaz azan Bilal kurang begitu fasih kala itu.
Sebelumnya, Bilal adalah budak asal Ethipia yang dibebaskan Abu Bakar karena selalu disiksa majikan akibat konsisten dalam memeluk Islam. Ditunjuknya Bilal sebagai muazin merupakan pedoman bahwa azan tidak boleh dilantunkan secara asal-asalan, melainkan harus dimuliakan dengan lantunan yang indah, merdu menyentuh kalbu dengan penuh semangat. Tujuannya agar yang mendengarkannya tersentuh hatinya sehingga semakin tergerak untuk melakukan salat.
Parameter suara merdu dalam kaidah ilmu vokal diartikan sebagai lantunan suara yang indah, menawan, tidak fals, disampaikan dengan fokus, bersemangat, dan penuh perasaan. Bisa dipastikan tipikal suara seperti inilah yang dimiliki Bilal. Kesimpulan itu karena penunjukan Bilal didasari oleh inspirasi suara terompet dari Surga yang sangat menyentuh hati Rasulullah Shalalahu 'Alihi Wasalam. dan lantunan azan. Wallahu a'lam bish-shawab.*